Selasa, 29 Oktober 2013

Kesabaran Cinta



Disaat matahari belum terlalu tinggi, Nurhikmah seorang gadis SMA sedang bersiap-siap untuk pergi ke sekolah untuk menunaikan kewajibannya sebagai pelajar. Aku pergi ke sekolah dengan jalan kaki, karena sekolahnya tidak terlalu jauh dari rumah hanya ± 2 km.

saat perjalanan menuju sekolah seperti biasa aku ditemani teman dekat yang satu sekolah denganku.

“Hai, Imah wajah kamu suntuk amat, lagi ada masalah?” tanyanya sambil menepuk pundakku.

“Oh, ga kok, ga ada apa-apa saya lagi bête aja habis banyak pr sih, jadinya saya pusing deh?” jawabku menarik tangan Pitri untuk cepat jalan agar tidak terlambat.

“Imah, seperti biasa saya liat pr kamu ya!” sambil menyenggol tanganku .

“Kamu kebiasaan, emang semalem kamu ngapain sih, ya udah deh!” bentakku.

Sesampai disekolah, seperti biasa Pitri mengambil tasku dan mengobrak-abrik isi tasku untuk mengambil pr-ku. Walaupun kelakuan temanku sangat menyebalkan tetapi dia adalah sahabat terbaikku dari SD yang setia

mendengarkan curhatku. Hari- hariku berjalan seperti biasa memperhatikan, mendengarkan, menulis dan mengerjakan apa yang disuruh guru.

Bel terakhir sekolahpun berbunyi, saat itulah yang dinantikan para siswa – siswi agar cepat pulang karena sangat bosan megikuti pelajaran. Akupun pulang dengan hati gembira karena besok adalah hari libur, seperti biasa aku pulang dengan Pitri dan beberapa teman lain.

Dipersimpangan jalan kami pun berpisah dengan teman kami lainnya. Dan sekarang kami berjalan hanya berdua aku dan sahabatku.

“Imah, besok aku kerumah kamu ya.? Aku bête banget dirumah” tanyanya.

“Ya udah main aja, saya juga kesepian dirumah!” jawabku sambil membuka pagar rumahku.

“Ok. deh!” teriaknya sambil pergi meninggalkan halaman rumahku.

Keesokan hari seperti biasanya, saat liburan kerjaanku hanya tidur, makan, nonton tv, main, dengarkan music, atau membaca novel terkadang aku sangat bosan tapi mau bagaimana lagi.

Tiba-tiba terdengar suara bel rumahku berbunyi dan ternyata itu Pitri yang memakai celana jins berwarna hitam dengan kaos berwarna biru.

“Imah, lagi kenapa kamu, suntuk amat muka kamu, mau aku tebarkan keceriaan saya ke kamu ga ?” jawabnya sambil berjalan menuju tangga rumahku. “Mang bisa, okelah boleh dicoba” sahutku dengan nada pelan.
Saat dikamar, kami pun bercanda dan ternyata keceriaan Pitri akhirnya tertular juga pada diriku, tetapi keceriaan itu hanya berlangsung sebentar, tiba- tiba Pitri melontarkan kalimat yang membuatku terkejut.

“Imah, saya boleh nanya ga, tapi kamu jangan marah ama aku!” tanyanya dengan nada pelan.
“Mang nanya apa, tumben kamu ngomong serius ama sama saya, ok saya tidak akan marah kok!” dengan wajah terkejut.

“Sebenarnya kamu udah pernah pacaran belum, apa kamu udah punya cowok sekarang ?” tanyanya dengan alis naik sebelah.

“Oh itu, aku belum pernah pacaran kan dalam islam ga boleh pacaran, tapi kalo sekali ga papalah, lagian kamu ngapain nanya kaya gitu, udah jangan omongin itu lagi, ok!” jawabku dengan suara ketus.


Hari senin pun tiba, akupun berangkat sekolah seperti biasa dan beraktivitas seperti biasa. Tapi bedanya hari ini aku pulang agak terlambat, karena harus mengikuti kegiatan mentoring yang kali ini hari senin sehabis pulang sekola. Selesai mentoring akupun langsung pulang.

Tiba-tiba diperjalanan terdengar adzan ashar berkumandang, akupun langsung berjalan ke masjid dekat rumahku untuk shalat. Selesai shalat aku melihat dan mendengar seorang laki-laki yang mempunyai suara merdu saat membaca Al – Qur’an. Saat aku sedang memakai sepatu tiba – tiba ada yang memanggilku dari belakang, ternyata dia adalah cowok yag tadi membaca Al-Qur’an akupun sangat terkejut.

“Imah, tumben kamu shalat di sini ?” tanyanya sedang berjalan menghampiriku.
” Oh, aku kebetulan lewat, ya udah sekalian, maaf, sebelumnya kamu ini siapa dan tahu dari mana namaku ?” tanyaku terkejut.
” parah kamu ga kenal saya, kamu jahat banget gw itu temen SD kamu, saya Rizky, Nurhikmah?” jawabnya dengan nada suara ketus.
“Ya Allah, maaf Iki saya baru inget habis kamu beda banget, dulu kamu SD ga tinggi kaya sekarang, kok kamu shalat di sini bukannya rumah kamu jauh?” tanyaku heran .
“Oh, aku baru dua bulan pindah ke sini, tuh rumah saya di gang mawar!” jawabnya sambil menunjukan letak rumahnya.

Akupun hampir lupa hari sudah sore dan akupun mengakhiri pembicaraan ini dan bergegas pulang ke rumah .

Setelah lima hari belajar akhirnya libur datang kembali. Pada hari sabtu pukul 08.30 WIB, suara handphoneku berbunyi ternyata itu sms dari Rizky, mengajakku untuk belajar Al-quran sehabis shalat maghrib gratis. Waktu yang kutunggu akhirnya datang, akupun langsung bergegas ke masjid. Selesai shalat Rizkypun mengajariku membaca al-qur’an dengan suara yang indah, karena aku ingin sekali bisa seperti Rizky. Selesai mengaji kamipun langsung pulang, karena rumah kami satu arah, sepanjang jalan kamipun bercanda
Sampai Rizky lupa kalau gang rumahnya sudah terlewat, akupun tertawa dan kamipun berpisah. Sesampai dirumah tiba-tiba terbesit aku memikirkan Rizky, sampai-sampai bayangan Rizky tidak bisa hilang dari pikiranku.

Hari seninpun datang lagi, tapi kali ini kami sangat senang karena ada rapat guru. Tiba-tiba Pitri mendekatiku saat aku sedang mengerjakan tugas .
“Imah, saya punya kejutan buat kamu, tar pulang sekolah kamu ke kantin, jangan nolak ajakan saya, pliss!” tanyanya sambil memegang tanganku .

“Ok . “jawabku ketus. Bel pulang berbunyi akupun langsung menuju kantin, saat itu aku melihat Pitri duduk bersama seorang cowok, akupun mendekati dan duduk disebelah Pitri.
“Imah, saya bawa kejutan buat kamu, kenalin Harry” tanyanya sambil menarik tanganku dan Harry.

“Oh, aku Nurhikmah temen pitri senang berkenalan” jawabku ketus.
“Imah, dia kelas XI IPA lho?” rayu Pitri padaku.

Stelah berkenalan aku langsung menarik tangan pitri.
“Ada apa Imah, sakit tau, kamu suka sama dia ?” tanyanya sambil menggodaku.
“Ngomong apa sih kamu, ngapain kamu ngenalin aku sama Harry, seakan saya kaya cewek ga laku apa! udah saya ga mau pacaran ama dia dan jangan coba-coba kamu kenalin aku ama orang lain” jawabku ketus.

‘Ya, Imah aku udah cape nyariin buat kamu, tapi dia tuh suka ama kamu, lagi apa kurangnya dia sih, pintar, ganteng, baik lagi terima aja Imah kalau ga saya marah!” jawabnya dengan nada mengancam.

“Terserah kamu mau marah apa ga yang penting saya ga mau pacaran sama Harry titik “sambil pergi meninggalkan pitri.


Akupun pulang ke rumah sendiri tanpa Pitri. Ke esokan pagi saat berangkat sekolah, ia tidak menungguku. Sesampai di sekolah Pitri sudah datang duluan. Saat aku mencoba berbicara padanya, ia hanya diam dan tanpa berbicara dan menoleh sedikitpun . aku merasa sahabat terbaikku marah padaku, karena masalah kemarin di kantin.

Saat liburan sekolah aku mencoba ingin menyelesaikan masalah dengan Pitri, akupun memutusakan untuk pergi ke rumah Pitri dan menjelaskan semuanya padanya.

“Hai Pit, kamu liburan ga kemana- mana ?” tanyaku
“Ga kamu ada apa ke rumah ku, ada perlu ?” jawabnya jutek.
“Pit, saya pengen jelasin sebenarnya saya . . . dah suka sama orang lain, karena itu saya ga mau sama Harry” Jelasku .
“Kenapa kamu ga ngomong sama aku dari awal jadinya aku ga usah marah am kamu, tapi kamu ketemu dia dimana, terus siapa namanya ?” tanyanya sambil mencubit pipiku.
“Jadi sekarang kamu ga marah ama aku, sekarang kamu dah maafin saya, saya ketemu dia di masjid At – Taqwa, dia tuh temen SD kita, Rizky” jelasku sambil memandang wajah Pitri yang imut.

“Udah saya maafin, terus kamu bisa deket ama Rizky gimana tuh caranya?” tanyanya. dengan wajah penasaran.
“Aku deket ama dia saat aku minta dia ajarin saya baca Al-Quran gitu?” jelasku.
“Jadi kamu suka suaranya dong, bukan orangnya gitu!” tanyanya penasaran.
“Ya, boleh dibilang gitu, tapi lebih tepatnya saya suka sama orangnyalah!” jawabku sambil bercanda.
Tiba-tiba handphoneku berbunyi dan itu sms dari Rizky
“Imah, kamu lagi d’mana? Biza ktmu ama aku ga skrng? Tpi kalo g biza gpp, kalo mau dicafe dkt komplek kita!!! BlzZ ?


Pengirim :
Rizky
+6287878999xxx
Akupun membalas sms Rizky, agar rizky menungguku di Café. Aku bilang pada Pitri kalau aku akan bertemu dengan Rizky, akhirya aku pergi dan menuju café yang tidak jauh dari rumah pitri, sampai di café aku melihat seorang cowok dengan celana jins warna hitam yang memakai kaos putih dan itu Rizky yang sedang menungguku .

“Assalamualaikum Iky, maaf ya saya telat ?” jelasku .
“Waalaikum salam, gapapa kok saya juga baru nyampe” jawabya singkat.
Akhirnya kami langsung masuk kedalam café, mencari kursi kosong dan memesan minuman.
“Tumben lkamu ngajak saya kesini ada apa, memangnya kamu lagi ulang tahun yah . .?” jelasku sambil bercanda.

“Oh . . . ga kok, saya ga ulang tahun, saya cuman pengen ketemu sama kamu, ada yang saya mau omongin” jawabya menjelaskan padaku.
“Ngomong apa sih, saya punya salah ya ?” tanyaku penasaran.
“Ga kok, kamu ga salah, malah saya yang salah Pitri, saya boleh jujur ga, se-be-narnya Aku . . .”
Tiba – tiba ada seorang pelayan café datang mengantarkan minuman yang kami pesan dan pelayan itu memotong pembicaraan Rizky.

“Maaf ky, tadi kamu ngomong apa, saya ga dengar bisa diulang?” tanyaku.
“Imah, saya suka sama kamu, mau gak kamu terima saya tapi kalo kamu gak mau terima gapapa, memang ini salah saya karena saya suka sama kamu !” jelasnya dengan bicara yang cepat.

Akupun terdiam sejenak, dan aku tidak dapat menatap wajah Rizky. Dan seakan ucapan Rizky dapat menghentikan peredaran darahku.
“Apa kamu ga salah ngomong, bukan saaya kali cewek yang kamu  taksir,Ky?” tanyaku sambil meminum mencoba menenangkan diri.

“Gak, mana mungkin  saya bisa salah orang, apalagi saya suka sama kamu , saat kamu kita masih duduk di kelas 5 SD, ga tau kenapa saya ga bisa nglupain kamu Nurhikmah dan kalo kamu mau tau saya ga pernah pacaran sama orang lain karena swaya hanya suka sama kamu ” jelasnya dengan menatap kedua mataku.

Akupun mencoba berpikir dan mengambil napas untuk aku bisa menjawab pertanyaan dari Rizky . Dan sesaat suasana menjadi hening .

“Tapi kalau saya nolak, apa kamu tetap mau nungguin saya sampai saya nerima kamu ,ky?” tanyaku menatap wajah Rizky yang semakin tegang.
“Saya ga akan nyerah, saya akan coba terus sampai kamu  mau terima saya, Nurhikmah dan saya  benar – benar sayang sama kamu dan saya akan lakukan apapun buat kamu” jawabya .
“Saya . . . .mau te-rima kamu jadi cowok saya !” jelasku padanya.
“Benar nih, berarti mulai sekarang kita pacaran dong!” tanyanya sambil mengedipkan mata.
“Tapi kita pacaran jangan terlalu berlebihan yah, kamu tau maksud saya-kan, biasa aja ok . . .!” jelasku mencoba menenangkan pikiranku.
“Baiklah” jawabya dengan wajah bahagia.

Setelah pertemuan itu hatiku sangat bahagia sekali, seakan aku dapat dengan mudah menggapai awan yang tinggi. Setelah itu aku hampir lupa untuk mengabarkan Pitri tentang ini, akupun langsung mengambil hadphoneku dan menelpon Pitri.

“Assalamualaikum, Pitri lagi ngapain nieeh!” tanyaku .
“Waalaikum salam, lagi nonton tv. Ada apa kamu kayaknya kamu lagi seneng yah, kenapa?”
“Gak kenapa – napa, Pit saya ditembak Rizky.”
“Maksud kamu, serius kamu jangan bercanda!”
“Ngapain hal – hal kaya gini saya bercanda, ga ada gunanya lagi.”
“Terus kamu terima ga?”
“Menurut kamu lebih baik yang mana kalo ga terima bagaimana menurutkamu?”
“Kalau kamu ga terima dia kamu akan nyesel karena kamu udah kenal ama dia udah lama dan apa lagi dia tuh keren dan udah beda lagi sifatnya gak kaya dulu,mah!”
“Kamu tau dari mana, Pit tentang Rizky ?”
“Aku tau dari temen saya, dia satu kelas dan satu sekolah sama Rizky, tapi kamu jangan cemburu dulu ga baik lho?”
“Lagi siapa yang cemburu, orang saya biasa aja sih!” .
“Jadi kamu terima siapa Imah, cepetan jawab.”
“Ya, saya terima dia, udah ya . . . udah malem saya mau tidur “
“Gitu dong, ya udah Assalamualaikum” .
“Walaikum salam pren” .

Dan setiap hari aku menjalankan aktivitaasku seperti biasanya tanpa berubah satu apapun. Aku merasa sangat senang mempunyai pacar seperti Rizky, selain menjadi pacar terkadang dia juga sebagai guru terbaikku karena dia membantuku dalam belajar sehingga aku dapat meningkatkan prestasiku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar